Aktifitas
Kelas Perekonomian Indonesia/AE pada saat Pengabdian Desa di Dusun
Borosumbersari (UB Forest)
Perkenalkan,
nama saya Rafid Adhi Pramana yang berasal dari Bontang, Kalimantan Timur. Saat
ini saya sedang berkuliah di Universitas Brawijaya di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Program studi Ekonomi Pembangunan. Pada saat saya sedang mengikuti
pengabdian desa di UB Forest yang dilaksanakan pada tanggal 19 – 21 Mei 2017,
saya sangat senang sekali untuk mengikuti pengabdian desa yang saat itu ibu
Yenny Kornitasari sebagai dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yang meminta
mahasiswanya untuk terjun langsung ke desa mengamati apa yang dilakukan oleh
warga sekitar (UB Forest).
Hari pertama (19 Mei 2017), pada
saat hari jumat tepatnya pukul 15.00 kami berkumpul di dekat gedung samantha
krida untuk meeting point untuk keberangkatan ke UB Forest. Setelah adzan ashar
dan teman-teman sudah melaksanakan shalat di masjid raden patah UB, tepatnya
pada pukul 16.00 kami berangkat menuju UB forest berangkat dengan menggunakan
angkot. Tiba disana sekitar pukul 17.00 dan langitpun sudah mulai gelap dan
tandanya waktu maghrib akan tiba, dan teman-teman segera melakukan ibadah
shalat maghrib di mushala di desa tersebut teatnya di dekat rumah pak RT dari
desa tersebut. Setelah shalat maghrib kami berkumpul dahulu untuk membagi-bagi
siapa saja yang tinggal dirumah 1-11 yang sebelumnya sudah meminta izin untuk
rumah tersebut dapat ditinggalin untuk teman- teman melakukan penelitian selama
2 hari. Setelah itu kamipun berpencar dan pergi ke rumah masing-masing sesuai
pembagian tadi sore. Saya satu rumah dengan teman saya yang bernama fadil, agus
lalu kami mengajak ngobrol dengan pemilik rumah yang kami tinggalin. Kebetulan
orang yang kami tinggalin sudah sangat tua sekali, beliau bernama bapak kasmat,
beliau memiliki semangat hidup yang sangat tinggi karena diumur yang sudah
berumur beliau masih semangat untuk bekerja dan sebenarnya pekerjaan tersebut
sangatlah berat bagi umur bapak kasmat tersebut. Setelah ngobrol-ngobrol
sedikit waktu isyapun datang lalu kami bergegas untuk menuju ke mushala kembali
untuk melakukan shalat isya berjamaah.Kemudian setelah shalat isya kami semua
bertemu dan ngobrol” dengan ketua RT serta perwakilan dari warga desa tersebut
mengenai keadaan desa tersebut. Bapak ketua RT tersebut sangat senang karena
kami mau untuk berkunjung ke desa UB Forest untuk melakukan penelitian dan juga
melihat potensi-potensi apa saja yang sangat baik di wilayah tersebut. Setelah
itu ibu dosen kami ibu Yenny Kornitasari memberikan kata sambutan dan ucapan
terimakasih kepada warga desa tersebut karena mau menerima anak anak kelas
perekonomian indonesia dengan senang hati. Malam semakin gelap dan waktu untuk
ngobrol disudahi dan kami pun kembali ke rumah inang masing-masing untuk segera
beristirahat dan melanjutkan kegiatan untuk besok hari. Kami pun segera balik
ke rumah bapak kasmat dan sesampainya dirumah kami bertiga (agus,fadil,rafid)
tidak langsung beristirahat karena inang kami sedang sibuk menyiapkan jualan
sayur untuk besok pagi dan sayur yang disiapkan untuk besok pagi masih banyak
yang belum disiapkan, lalu kami bertiga berinisiatif untuk membantu inang kami
agar cepat istirahat dan bisa berjualan besok pagi. Percakapan dimulai ternyata
sehari-hari pekerjaan inang kami adalah penjual sayur di pasar karangploso yang
setiap harinya dijual dari pukul 06.00 – 18.00 dan setelah jualan habis, pada
saat malam hari Ibu langsung menyiapkan dagangan buat besok paginya, waktu
tidur dari inang kami bisa dibilang sangatlah minim dan inang kamis sudah
sangat berumur dan seharusnya untuk beristirahat dirumah saja. Bagaimana lagi
semua itu karena permasalahan ekonomi yang dialami oleh keluarga inang kami. Setelah
sayur sudah selesai disiapkan untuk jualan kami bertiga disuruh untuk beristirahat
oleh inang kami karena waktunya untuk tidur.
Hari Kedua (20 Mei 2017), Setelah
semalam kami tidur waktunya bangun dan bergegas untuk pergi ke mushala dan
segera melakukan ibadah shalat shubuh dengan warga desa tersebut dan juga
teman-teman kelas perekonomian indonesia juga. Setelah shalat subuh selesai
kami pun ngobrol-ngobrol di mushala tersebut sampai pukul 06.00 kami lekas
kembali ke rumah inang kami (agus fadil,rafid) untuk membantu apa saja yang
dilakukan oleh inang kami. Dan pada saat pukul 07.00 bapak kasmat telah bangun
dari tidurnya dan minum kopi bareng di ruang tamu, sampai pukul 09.00
ngobrol-ngobrol tentang permasalahan-permasalahan yang ada pada desa
borosumbersari tersebut. Bapak kasmat bercerita banyak tentang desa ini bahwa
dulu tanaman yang pertama kali ditanamkan di lahan pertanian UB Forest itu
adalah tanaman Pinus (2001 – sampai sekarang) dan tanaman Kopi (2010 – sampai
sekarang) namun sampai saat ini belum ada penghasilan yang cukup bagi para
petani dan pernyataan warga desa yang dikatakan hampir sama semua bahwa sangat
berlawanan sekali, yang dikatakan oleh pihak UB dijelaskan bahwa investasi
terbesar adalah UB Forest yaitu tanaman kopi yang dihasilkan pertahunnya
sekitar 60 – 100 ton. Fakta di lapangan penghasilan kopi belum bisa membantu
perekonomian warga desa tersebut. Dan belum pernah ada truk – truk besar untuk
mengangkut hasil kopi yang dikatakan UB bahwa kopi sebagai investasi terbesar. Menurut
data yang saya dapat harga dari kopi itu sendiri bervariasi, kopi merah dijual
tujuh ribu rupiah perkilonya (7000/kg) dan untuk kopi kuning dijual dengan
harga enam ribu rupiah perkilonya (6000/kg) dan untuk kopi Mengambang dijual
dengan harga dua ribu rupiah perkilonya (2000/kg) dan Bapak kasmat selaku
sebagai Ketua LMDH Desa Tawang Argo yang mengatakan UB memiliki 514 hektar
lahan pertanian. Namun sampai saat ini belum ada bukti hasil dari penghasilan
kopi itu sendiri. Ketika saya bersama rekan saya (agus,fadil,dkk) sedang
mewawancarai bapak kasmat bahwa yang dikatakan pihak UB itu tidak benar adanya.
Warga di desa tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mata pencaharian
warga tersebut bukan dari hasil kopi, melainkan dari hasil pertanian lainnya,
tanaman sayuran – sayuran sehari-hari. Dan lahan pertanian yang dimiliki warga sangat
jauh dari daerah UB Forest karena di surat perjanjian dikatakan warga desa
dilarang menanam tanaman selain tanaman kopi. Warga didesa sangat bingung harus
mencari uang darimana untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya, Apabila warga
hanya menanam tanaman kopi uang untuk memenuhi kebutuhannya darimana lagi, karena
tanaman kopi baru bisa dipanen hanya setahun sekali. Masyarakat desa sekitar
memiliki cara yaitu dengan menanam tanaman sayuran di lahan yang letaknya jauh
dari UB Forest. Permasalahan di desa tersebut tidak hanya masalah lahan
pertanian kopi dan hutan pinus melainkan ada masalah lain. Listrik warga desa
tersebut, masalah itu cukup menjadi harapan kedepannya agar listrik di desa
tersebut dapat lebih merata pembagiaannya dan sebisa mungkin setiap rumah
memiliki meteran rumah masing – masing. Fakta dari penelitian kami bahwa desa
tersebut hanya memiliki 5500 watt untuk 11 rumah di desa tersebut, masing
sangat minim sekali bagi daerah tersebut. Dan juga masalah air yang masih minim
yang dikatakan oleh para warga sekitar, apalagi pada saat musim kemarau warga
sangat sulit untuk mencari air, sehingga ada orang yang ingin mendaftar menjadi
bagian dari desa tersebut ditolak oleh semua warga, karena listrik dan air
masih sangat kurang apabila jumlah warga dan rumah ditambah maka akan lebih
sulit untuk masalah listrik dan air. Dan harapan lainnya adalah warga desa
masih kekurangan untuk mencari pekerjaan di desa tersebut, diharapkan Pihak UB
tidak perlu mencari SDM dari luar untuk bekerja di daerah desa tersebut untuk
menjadi satpam hutan kopi dan pinus, karena masih banyak warga yang membutuhkan
pekerjaan untuk mencari mata pencaharian. Diharapkan Kedepannya UB lebih memerhatikan
warga daerah yang ada didesa tersebut agar tidak terjadi kesenjangan sosial
nantinya. Kembali lagi dengan permasalahan kopi yang ada di daerah desa
tersebut, faktanya dari informasi warga baru- baru saja ditahun 2016 UB dapat
memanen dari hasil kopi yang ditanam namun tidak sampai 60 - 100 ton dari 29
hektar lahan kopi yang ada hanya 1,5 hektar (0,03 %) yang dapat dipanen oleh
warga karena pohon kopi dan pinus saling bersaing untuk mendapatkan unsur hara
yang lebih untuk bertahan hidup. Setelah bapak kasmat ngobrol panjang bapak
kasmat didatangin oleh ketiga mahasiswa dari fakultas pertanian yang ingin
mewawancarai bapak kasmat pada pukul 09.30 nanti, kata bapak kasmat kepada
ketiga anak dari fakultas pertanian tersebut iya nak nanti bapak akan datang ke
gazebo di deket lapangan atas, ungkap si bapak. Dan kami pun ditawarin untuk
mengikuti kegiatan bapak kasmat pada saat siang hari itu. Setibanya di gazebo
lapangan atas UB Forest bapak itu didatangin oleh 10 mahasiswa dari fakultas
pertanian yang ingin mewawancari bapak kasmat mengenai permasalahan yang ada
didesa tersbut, petani di desa ini sedang menanam tanaman apa, berapa hasil
dari pertanian di desa ini, dan lain-lain. Wawancara tersebut berlangsung
hingga pukul 13.00, tidak sampai pukul 13.00 kami memutuskan untuk pulang
duluan karena ingin melakukan ibadah shalat dzuhur dengan warga desa tersebut
serta teman-teman perekonomian indonesia. Setelah melakukan ibadah shalat
dzuhur kami beristirahat ngobrol-ngobrol di mushala dan segera mempersiapkan
buat kegiatan game dengan anak-anak kecil di desa tersebut Kegiatan Game
dimulai pada saat pukul 15.30 tepat setelah shalat ashar selesai, kegiatan
gamepun dimulai game tersebut sangat macam-macam yaitu, 1. Lomba memasukkan pensil
kedalam botol, 2. Lomba makan kerupuk, 3. Lomba mengambil karet dengan mulut
dengan bantuan sedotan, dan masih banyak lagi gamenya. Semua anak-anak sangat
terhibur dengan adanya game yang dibuat oleh teman-teman kelas perekonomian
indonesia stelah lomba diberikan hadiah-hadiah yang menarik dan insyaAllah
berguna untuk kebutuhan sekolah dari adik-adik semuanya. Setelah game ada
abang-abang bakso lewat lalu teman-teman memutuskan untuk makan bakso
bareng-bareng dan abang baksonya sangat senang karena dagangannya habis. Setelah
makan kami bertigapun segera pulang untuk mandi karena langit sudah mau gelap. Setelah
itu tibalah waktu maghrib dan kami segera menuju ke mushala tersebut. Setalah shalat
maghrib selesai akan ada malam ramah tamah (Tasyakuran) bersama semua warga
desa tersebut. Acara tersbut sekaligus ucapan terimakasih kami kepada semua
warga desa yang mau menerima kami dan mengajarkan kami tentang kehidupan yang
ada didesa tersebut. Setalah acara itu selesai dilanjutkan untuk shalat Isya
bersama dan doa bersama untuk kemajuan desa tersebut agar nantinya desa
tersebut dapat lebih maju kedepannya dan perekonomian juga makin baik
kedepannya. Setelah acara itu selesai teman-teman sekelas tidak langsung balik
kerumah inangnya masing-masing. Kami semua membentuk lingkaran dan membahas
cerita apa saja yang didapatkan teman-teman dari masing-masing inangnya.
Intinya semua adalah permasalahan-permasalahan yang ada didesa tersebut. Dan
semua permasalahan itu belum ada solusinya kami membahas sampai pukul 23.30 dan
waktu sudah larut malam kami pun menghentikan pembahasan pada malam itu dan
kami semua segera pulang ke rumah inangnya masing-masing untuk segera
beristirahat.
Hari Ketiga (21 Mei 2017), waktu
sudah pagi dan waktunya untuk shalat subuh kami bertiga segera pergi ke mushala
untuk ibadah shalat shubuh.setelah shalat subuh kami pulang kerumah untuk
mebantu bersih-bersih rumah di rumah bapak kasmat, dan kami juga beres-beres
karena hari itu adalah hari terakhir pengabdian desa. Kami setelah
bersih-bersih dirumah inang kami, kami mengajak ngobrol dengan bapk kasmat
serta ibu danis (nama pemilik rumah) .kami bertiga juga telah disiapkan makan
pagi yang mengingatkan dengan masakan mama dikampung halaman masing-masing. Sampai
pukul 10.00 kami harus pergi ke mushala untuk membagi-bagikan sembako untuk
semua warga desa tersebut. Sekaligus kami bertiga pamit dan mengucapkan banyak
terima kasih dan foto bareng dengan pemilik rumah. Setelah itu kami
membagi-bagikan paket sembako ke semua warga desa tersebut, setelah bagi-bagi
sembako, teman-teman foto bareng dan berdoa bareng untuk pulang ke malang tepat pada pukul 12.30 dan sampai di UB pada pukul 13.00. setelah itu besoknya seperti biasa harus melakukan kegiatan kuliah kembali seperti biasa. Mungkin seperti itu cerita
dari pengabdian desa yang dilakukan pada tanggal 19-21 Mei 2017 yang sangat
seru, Saya
pribadi sangat senang sekali dapat diterima oleh warga sekitar dengan senang
hati dan ramah – ramah orangnya dari yang paling muda sampai yang paling tua.
Saya mewakilkan dari teman-teman perekonomian indonesia/AE sangat berterimakasih
banyak telah diajarkan untuk selalu bersyukur dimanapun dan kapanpun kamu
tinggal, telah diajarkan betapa sulitnya mencari uang untuk sesuap nasi dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk menghidupi satu keluarga dengan
gaji yang tidak pasti dan masih sedikit. Saya jika masih diberi kesehatan oleh
Allah dan masih diberikan rezeki yang banyak oleh gusti Alah insyAllah akan
main-main lagi ke UB Forest untuk menjalin silaturahmi kembali serta mengamati
bagaimana perkembangan yang terjadi di desa tersebut.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Rafid Adhi Pramana
155020101111023 / EP 2015
Perekonomian Indonesia / AE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar