Padat
Karya Vs Padat Modal
Kamu pilih mana nih antara
padat karya atau padat modal, nah menurut kamu mana yang lebih baik ?
Padat Karya
adalah pekerjaan yang berasaskan pemanfaatan tenaga kerja yang tersedia (dalam
jumlah yang besar). Kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan
tenaga manusia jika dibandingkan dengan modal atau mesin. Kesimpulan dari
semuanya, padat karya itu adalah pendekatan yang kita pakai untuk berkreasi
atau berprestasi (pengembangan-diri) yang berbasis pada Pengandalan Diri (mengasetkan SDM) lebih dulu. Nah pastinya
sebuah padat karya atau padat modal
memiliki kekurangan atau kelebihan. Keunggulan dan kelemahan dari industri
padat karya itu sendiri misalnya:
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Jika Anda sudah memiliki skema alternatif penyiasatandalam
menghadapi ancaman krisis itu, entah dengan menjadi self-employer atau
membangun usaha sendiri, atau entah dengan menjadi apapun, maka yang perlu
Anda ingatkan kepada diri sendiri adalah,hendaknya tetap mengutamakan
pendekatan padat karya, bukan padat modal.Indonesia memiliki faktor produksi
tenaga kerja relatif banyak sehingga diproduksi barang yang padat karya. Hal
ini akan menaikkan upah. Sementara harga modal dan tingkat bunga akan turun.
|
Industri padat karya cenderung berorientasi
ke komoditi (pertanian, perkebunan, sepatu, tekstil, rokok, dll). Industri
semacam ini sangat rawan terhadap perubahan harga. Jika harga buruh di
Indonesia lebih mahal daripada Vietnam, industri padat karya Indonesia akan
terpukul berat, kecuali ada yang bersedia jadi buruh dengan upah semurah-murahnya
atau gratisan.
|
Bisnis padat modal
adalah bisnis yang menggunakan modal dalam jumlah besar, baik modal untuk
kegiatan operasional ataupun pengembangan bisnis. Namun, tidak hanya itu saja.
Teknologi yang digunakan dalam keberlangsungan bisnis juga terbilang canggih
dan mutakhir. Jadi, bisnis padat modal cukup berbeda dengan bisnis padat karya
yang cenderung menitikberatkan pada jumlah besar tenaga kerja dalam
pengoperasian dan pengembangannya. Dalam skala industri, industri padat modal
termasuk industri dasar misalnya industri elektronik, mesin, dan logam dasar.
Oleh karenanya, proses produksi sangat bergantung dengan penggunaan mesin-mesin
daripada penggunaan tenaga kerja atau sumber daya manusia.Industri padat modal
biasanya hanya dijalankan oleh perusahaan besar saja. Hal ini mengingat modal
awal yang dibutuhkan amat banyak. Sementara perusahaan kecil atau skala rumah
tangga sangat jarang atau malah tidak mampu menjalankan bisnis skala besar
seperti industri padat modal. Bisnis rumahan pun seperti katering atau bisnis
rumahan lain pada umumnya termasuk dalam bisnis padat karya dan bukan bisnis
padat modal.
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Pada bidang padat modal seperti perbankan dan
sejenisnya bisa mendapatkan keuntungan yang bagus. Untuk menghasilkan setiap
output yang diinginkan. Dengan kata lain, sektor-sektor tersebut merupakan
sektor yang menggunakan teknik produksi yang bersifat lebih padat modal
dibandingkan sektor-sektor lain. Pada negara-negara berkembang konsep yang
digunakan adalah teknik produksi bersifat padat modal dan padat karya karena
pada negara berkembang diperlukan modal yang besar untuk menghasilkan output
dan dibutuhkan pula tenaga-tenaga profesional agar negara berkembang ini
menjadi negara maju.
|
Industri padat modal sangat bergantung pada
keahlian SDMnya. Jarang terjadi industri padat modal kolaps karena ada
perubahan harga di pasar. Tapi yang jelas, industri ini akan hancur, jika
tidak ada SDM berkualitas yang mampu mengembangkan teknologi maka tidak dapat
berjalan dengan baik industri padat modalnya.Untuk berkarya, apapun itu,
pasti membutuhkan modal, entah uang atau yang bisa dinilai dengan uang. Tapi,
ini tidak berarti kalau uang itu sudah kita miliki lantas karya kita dijamin
bagus. Lebih-lebih kalau uangnya tidak kita miliki. Kualitas karya tergantung
pada kualitas SDM.
|
Industri
padat modal dimanfaatkan sebagai alat untuk mendukung pertumbuhan industri dan
ekonomi tinggi. Hal ini berlaku terutama bagi para perancang dan pelaksana
seperti halnya industri besar. Dalam industri padat modal, penghematan energi
perlu diupayakan untuk efisiensi industri. Hal ini wajar saja karena
mesin-mesin berukuran besar beroperasi dengan menggunakan energi. Adapun untuk
negara berkembang seperti halnya Indonesia, teknik yang cocok diaplikasikan
yaitu teknik produksi padat karya. Pasalnya di negara berkembang ketersediaan
tenaga kerja manusia lebih banyak dibanding modal. Mempekerjakan banyak tenaga
kerja sekiranya pun akan lebih menghemat biaya operasional dibanding dengan
menggunakan banyak mesin besar. Sementara di negara maju lebih cocok diterapkan
teknik produksi padat modal. Hal ini karena di negara maju lebih banyak
tersedia modal dibanding tenaga kerja. Selain itu, tenaga kerja di negara maju
biasanya menginginkan upah atau gaji yang relatif lebih mahal.
Gimana cara pandang yang pas terhadap
kedua jenis industri tersebut ?
Perlukah
industri padat modal dibatasi untuk memeratakan kesejahteraan, dengan asumsi
bahwa industri padat karya akan jauh berkembang jika industri padat modal
dibatasi? Akankah kita perlu mengadakan peraturan khusus untuk meningkatkan
industri padat modal tapi mengorbankan industri padat karya ? menurut saya cara
pandang terhadap kedua jenis industri ini yaitu yang pertama adalah Industri
padat karya,industri ini lebih cenderung berorientasi ke komoditi (pertanian,
perkebunan, sepatu, tekstil, rokok, dll). Industri semacam ini sangat rawan
terhadap perubahan harga. Jika harga buruh di Indonesia lebih mahal daripada
Vietnam, industri padat karya Indonesia akan terpukul berat, kecuali ada yang
bersedia jadi buruh dengan upah semurah-murahnya atau gratisan. Selanjutnya adalah
industri padat modal, industri tersebut justru sebaliknya. Industri semacam ini
sangat bergantung pada keahlian SDMnya. Jarang terjadi industri padat modal
kolaps karena ada perubahan harga di pasar. Tapi yang jelas, industri ini akan
hancur, jika tidak ada SDM berkualitas yang mampu mengembangkan teknologi.
Bagaimana cara mengembangkan keduanya dari
industri padat modal dan industri padat karya?
Menurut
saya langkah yang paling tepat adalah mengembangkan keduanya secara bersamaan.
Industri padat modal cenderung lebih susah dikembangkan, dan membutuhkan waktu
bertahun-tahun sebelum bisa dipanen. Selama tahun-tahun itu (sebelum industri
padat modal berbuah), industri padat karya mestinya bisa digunakan untuk
mensupport kegiatan pemerintah. Jika industri padat modal telah tumbuh,
teknologi yang dipanen dari industri tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
level produksi industri padat karya. Kita sebagai warga indonesia yang baik
seharusnya wajib untuk mensupport kedua jenis industri ini, pemerintah harusnya
bisa membangun spiral kesejahteraan (makin lama, rakyat makin sejahtera). Kl
hanya berpegang pada salah satu industri, nasib kita mah ga akan beranjak jauh
dari sekarang (harga minyak naik, harga barang naik, investor kabur ke Vietnam,
PHK dimana-mana.
Contoh Industri Padat Modal dan Industri
Padat Karya :
Industri
merupakan suatu usaha atau bisnis dengan kegiatan utama mengelola bahan mentah
ataupun setengah jadi menjadi produk jadi yang bernilai tambah dan bisa
memberikan keuntungan. Berdasarkan ketersediaan modalnya industri dibedakan
menjadi 2 yaitu industri padat modal dan industri padat karya yang mana
perbedaan keduanya sudah sekilas diberikan di atas.
Industri
atau bisnis padat modal memproduksi barang atau jasa menggunakan input modal
dengan porsi lebih besar dan jumlah tenaga kerja relatif kecil. Berbeda dengan
industri padat karya, kalau industri padat karya tidak harus memiliki mesin
yang canggih untuk memproduksi suatu barang, lebih menggunakan SDM namun tentu
saja SDM yang digunakan adalah yang berkualitas. Jadi perlu digarisbawahi,
industri padat modal memang lebih menitikberatkan penggunaan mesin dibanding
tenaga kerja, tetapi tidak lantas berarti industri padat modal tidak menggunakan
tenaga kerja sama sekali.
Berikut adalah contoh-contoh usaha
industri padat modal dan industri padat karya:
v Industri Padat Modal:
1. Industri
sepeda motor
2. Industri
mobil
3. Industri
alat-alat pertambangan
4. Industri
Elektronik
5. Industri
pesawat
6. Industri
minyak dan gas bumi
v Industri Padat Karya:
1. Industri
Tempe
2. Industri
sepatu
3. Industri
Tas
4. Industri
Dompet Kulit
5. Industri
makanan dan minuman
6. Organisasi
ibu-ibu PKK
RAFID ADHI PRAMANA
155020101111023/ EP 2015
PEREKONOMIAN INDONESIA (AE)